SURABAYA.
Surabaya adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Timur dan kota terbesar kedua di Indonesia, setelah Jakarta. Terletak di sudut timur laut pulau Jawa, di Selat Madura, kota ini merupakan salah satu kota pelabuhan paling awal di Asia Tenggara. Kota yang dijuluki sebagai Kota Pahlawan.
Surabaya dan daerah sekitarnya sedang mengalami perkembangan ekonomi yang paling cepat berkembang dan paling maju di Indonesia. Kota ini juga merupakan salah satu kota yang paling penting dalam mendukung perekonomian Indonesia. Sebagian besar penduduknya bergerak di bidang jasa, industri, dan perdagangan. Surabaya merupakan pusat perdagangan yang berkembang pesat. Industri utamanya meliputi pembuatan kapal, peralatan berat, pengolahan makanan dan pertanian, elektronik, perabot rumah tangga, dan kerajinan tangan.
Budaya Unik Khas Surabaya
1. Tarian Remo
Tarian Remo adalah salah satu tarian tradisional khas Surabaya yang biasanya ditampilkan dalam pertunjukan Ludruk. Tarian ini memiliki gerakan yang dinamis dan penuh semangat, mencerminkan keberanian dan ketangguhan masyarakat Surabaya.
2. Ludruk
Ludruk adalah seni teater tradisional Jawa Timur yang populer di Surabaya. Pertunjukan ini menampilkan lakon kehidupan sehari-hari masyarakat dengan sentuhan humor dan kritik sosial. Ludruk sering kali diiringi dengan musik gamelan dan menampilkan tarian Remo sebagai pembuka. Tema-tema yang diangkat biasanya terkait dengan perjuangan hidup dan nilai-nilai moral masyarakat.
3. Kuliner Khas Surabaya
- Rawon: Sup daging sapi dengan kuah hitam yang berasal dari kluwek.
- Rujak Cingur: Salad tradisional yang terdiri dari berbagai macam buah dan sayuran dengan tambahan cingur (hidung sapi) serta disiram dengan bumbu petis.
- Lontong Balap: Hidangan yang terdiri dari lontong, tauge, tahu goreng, lentho (kue berbahan dasar kacang tolo), dan kuah khas dengan tambahan petis.
4. Festival Rujak Uleg
Salah satu festival unik di Surabaya adalah Festival Rujak Uleg yang diadakan setiap tahun di kawasan Kembang Jepun. Festival ini menampilkan kompetisi membuat rujak uleg (rujak yang diuleg atau ditumbuk) dalam jumlah besar. Acara ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat lokal tetapi juga wisatawan mancanegara yang tertarik untuk melihat keunikan dan kelezatan rujak Surabaya.
5. Bahasa Suroboyoan
Bahasa Suroboyoan adalah dialek khas Surabaya yang unik dan penuh dengan ekspresi-ekspresi khas. Dialek ini sering kali terdengar keras dan lugas, mencerminkan karakter masyarakat Surabaya yang blak-blakan dan apa adanya. Bahasa ini tidak hanya digunakan dalam percakapan sehari-hari, tetapi juga dalam seni pertunjukan seperti Ludruk.
6. Tradisi Larung Sesaji
Larung Sesaji adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pesisir Surabaya untuk menghormati laut dan memohon keselamatan serta rezeki. Upacara ini biasanya dilakukan dengan menghanyutkan berbagai sesaji ke laut, seperti makanan, bunga, dan barang-barang lainnya. Tradisi ini mencerminkan rasa syukur dan penghormatan masyarakat terhadap alam.
7. Surabaya Fashion Parade
Surabaya Fashion Parade adalah acara tahunan yang menampilkan kreasi para desainer lokal dan nasional. Acara ini menjadi ajang untuk menunjukkan keunikan dan kreativitas dalam dunia fashion yang terinspirasi dari budaya lokal Surabaya dan Jawa Timur. Fashion Parade ini menarik banyak pengunjung dan menjadi salah satu ikon budaya modern di Surabaya.
8. Museum-Museum Bersejarah
Surabaya memiliki banyak museum yang menyimpan sejarah dan budaya kota ini, seperti Museum 10 November yang menyimpan memorabilia perjuangan kemerdekaan, dan House of Sampoerna yang menampilkan sejarah industri rokok kretek di Surabaya. Mengunjungi museum-museum ini memberikan wawasan yang mendalam tentang perjalanan sejarah dan budaya Kota Surabaya. Budaya Surabaya adalah cerminan dari kekayaan sejarah dan keberagaman masyarakatnya. Dari tarian tradisional hingga kuliner khas, dari festival unik hingga bahasa yang penuh ekspresi, semua elemen ini menjadikan Surabaya sebagai kota yang memiliki daya tarik budaya yang kuat. Dengan melestarikan dan mempromosikan budaya-budaya ini, Surabaya tidak hanya menjaga warisan leluhur tetapi juga memperkaya identitas nasional Indonesia.
Tradisi Unik di Kota Surabaya
1. Sedekah Bumi
Sedekah Bumi yang rutin digelar di kawasan Sambikarep. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat atas limpahan hasil panen yang melimpah serta doa untuk memohon rezeki yang lebih berkah di masa depan. Sebagai wujud rasa syukur, masyarakat Sambikarep membuat tumpeng raksasa yang berisi berbagai hasil bumi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Tumpeng ini kemudian menjadi simbol kelimpahan dan dibagikan kepada seluruh warga yang hadir. Momen ini menjadi ajang kebersamaan dan mempererat rasa persaudaraan antar warga.
Lebih dari sekadar rasa syukur, tradisi Sedekah Bumi juga mengandung makna harapan. Masyarakat Sambikarep percaya bahwa dengan melakukan tradisi ini, mereka akan mendapatkan rezeki yang lebih berlimpah dan terhindar dari mara bahaya. Doa dan harapan ini dipanjatkan bersama dalam suasana penuh syukur dan kebersamaan.
2. Gulat Okol
Gulat Okol merupakan tradisi pertunjukan unik yang memamerkan pertarungan gulat dua orang di atas tumpukan jerami. Gulat Okol menghadirkan pertarungan seru di atas tumpukan jerami atau karung goni. Para pegulat saling beradu kekuatan dan strategi untuk menjatuhkan lawannya. Tradisi ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung makna mendalam sebagai upaya memohon kelancaran panen dan mempererat tali persaudaraan antar masyarakat. Gulat Okol menjadi simbol semangat pantang menyerah dan kegigihan masyarakat dalam menghadapi berbagai rintangan.
3. Larung Ari-ari
Larung Ari-Ari, sebuah tradisi adat unik dari Surabaya, Jawa Timur. Upacara ini melibatkan penghanyutan ari-ari, atau plasenta, bayi yang baru lahir ke laut. Biasanya dilakukan oleh masyarakat pesisir Surabaya sebagai bentuk harapan untuk masa depan yang penuh keberkahan. ari-ari ditempatkan bersamaan dengan berbagai simbol seperti kendil, bunga tujuh rupa, kain putih, dan jarum. Upacara Larung Ari-Ari menjadi tradisi turun-temurun yang mencerminkan kepercayaan dan harapan masyarakat Surabaya dalam menyambut kelahiran kehidupan baru.
4. Pitonan
Tradisi ini dilakukan ketika bayi berusia tujuh bulan sebagai bentuk rasa syukur atas kesehatan dan keselamatan sang anak. Pitonan, yang berasal dari kata Jawa "pitu" yang berarti tujuh, merupakan perayaan yang digelar oleh keluarga untuk mendoakan kelancaran rejeki, keselamatan, dan masa depan yang cerah bagi sang anak. Dalam tradisi ini, berbagai doa dan harapan dipanjatkan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan sang anak di masa depan. Pitonan menjadi pengingat bagi orang tua untuk terus bersyukur atas karunia anak mereka dan mendoakan yang terbaik untuk masa depannya.
5. Temu Manten Pegon
Pertemuan antara calon pengantin pria dan wanita ini dulunya menjadi simbolis dimulainya kehidupan baru bagi pasangan, namun kini tergantikan oleh modernisasi dan tingginya biaya pelaksanaannya. Temu Manten Pegon menawarkan pengalaman budaya yang kaya. Ritual ini diwarnai dengan berbagai unsur budaya, mulai dari Surabaya, Tionghoa, hingga Arab, yang tercermin dalam busana pengantin, prosesi adat, dan pertunjukan yang meriah.
daya tarik utama Temu Manten Pegon adalah arak-arakan pengantin yang semarak. Pengantin pria dan wanita, diiringi oleh keluarga dan rombongan, berjalan diiringi alunan musik tradisional dan menjadi tontonan bagi warga sekitar. Momen ini menjadi simbolis kebahagiaan dan kemeriahan pernikahan, sekaligus menjadi pengingat akan kekayaan budaya Surabaya.
6. Undukan Doro
Tradisi unik terakhir yang sudah berlangsung puluhan tahun lamanya adalah Undukan Doro. Tradisi ini melibatkan adu balap burung dara, di mana para pemiliknya akan menerbangkan merpati jantan mereka menuju betina yang dijadikan umpan. Merpati jantan yang paling cepat mencapai betinanya lah yang keluar sebagai pemenang.
Undukan Doro adalah tradisi yang unik dan menarik untuk disaksikan. Adu kecepatan merpati jantan yang menegangkan dan penuh strategi menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta burung dara.
Sumber : https://www-detik-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.detik.com/jatim/budaya/d-7367657/tradisi-unik-kota-surabaya-sebagian-mulai-pudar/amp?amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=17339023911348&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2Fjatim%2Fbudaya%2Fd-7367657%2Ftradisi-unik-kota-surabaya-sebagian-mulai-pudar
https://www-detik-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.detik.com/jatim/budaya/d-7367657/tradisi-unik-kota-surabaya-sebagian-mulai-pudar/amp?amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=17339023911348&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2Fjatim%2Fbudaya%2Fd-7367657%2Ftradisi-unik-kota-surabaya-sebagian-mulai-pudar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar